PERKARA GAP YEAR


source : jauti.bandcamp.com

Sore ini kegiatan saya tidak ada yang berarti, hanya scroll Instagram, Twitter, Line, dan balik lagi ke Instagram. Cukup menarik. Dalam satu waktu yang bersamaan, saya bisa melihat perkembangan teman -teman saya yang gap year melalui unggahan twibbon mereka masing-masing.

Bukan main. Ada yang diterima di Pendidikan Dokter Unair, Ilmu Komputer Brawijaya, hingga Fakultas Teknik Industri ITB.  

Saya akui untuk menerima kata LOLOS dari laman SBMPTN itu susah, terutama untuk fakultas dan universitas yang memiliki passing grade tinggi. Saya sangat mengapresiasi mereka yang berani mengambil ujian SBMPTN di tahun keduanya, apalagi rela gap year.

Gap year itu bukan perkara mudah. Disaat teman-teman lain sibuk kuliah, ia harus menerima bahwa ia sendiri dengan berbagai pertanyaan “kok di rumah saja ? tidak kuliah ?”. Tekanan datang bukan hanya dari orang lain, dari dalam diri pun berbagai kekhawatiran muncul seperti “apakah aku bisa lolos ? bagaimana jika aku gagal lagi ?”

Bagi sebagian teman saya yang memiliki kesempatan untuk mengikuti bimbingan belajar khusus SBMPTN atau tengah menjalani perkuliahan namun merasa tidak cocok, mungkin rasa kesendirian itu tidak terlalu menghantui. Permasalahan yang sering mereka hadapi adalah pertanggungjawaban atas materi yang orang tua mereka keluarkan.

Bimbingan belajar khusus SBMPTN untuk alumni itu tidak murah. Biasanya berkisar belasan hingga empat puluhan juta tergantung fasilitas dan bimbel yang pilih. Teman-teman saya sendiri biasanya akan merelakan uang dua puluh lima juta untuk memenuhi hasrat meraih perguruan tinggi yang dituju. Jika dihitung, biaya yang mereka keluarkan ini bisa membiayai mereka kuliah satu semester (mungkin bisa setahun, tergantung jurusan). Dengan materi serta waktu satu tahun yang mereka korban kan ini, tentulah mereka akan tertekan serta malu jika tidak diterima kembali.

Saya tahu bagaimana perjuangan mereka selama satu tahun ini untuk bisa diterima di perguruan tinggi tersebut. Setiap hari hanya soal-soal SBMPTN yang menjadi makanan. Dari pagi hingga malam, hanya berkutat dengan soal matematika wajib, fisika, kimia, dan lainnya yang standarnya di atas rata-rata.

Bukan hanya soal cita-cita, semua juga demi menghilangkan rasa kecil hati, sedih, dan menumbuhkan gengsi serta kepercayaan diri kembali ke masyarakat. Tidak hanya diri sendiri pula, gengsi keluarga pun ikut terangkat jika benar diterima. Strata sosial sudah terlalu mendarah daging pada diri tetangga, begitu pula kita yang terlalu memikirkan omongan mereka.

Untuk teman-teman saya yang berhasil, saya ikut bahagia atas kalian. Selamat telah melewati satu tahun yang berat ini. Kebosanan mengerjakan soal-soal SBMPTN telah kalian lalui. Selamat menempuh perjalanan panjang dalam stase kehidupan kalian yang ada di depan.

Tak lupa, untuk teman saya yang belum berhasil, kalian jauh lebih kuat daripada kami semua. Tuhan tau kamu punya kelapangan hati yang sungguh luas. Usahamu, tangismu, dan batinmu jauh bernilai dibandingkan emas sekalipun. Tuhan mengujimu karena Tuhan tau kamu hebat. Hatimu mungkin sudah terlalu lelah mempersilakan orang lain maju terlebih dahulu, tapi ingatlah jangan sekalipun berhenti menebar kebajikan. Hidup mu akan dikenang dengan perbuatanmu. Teruslah tersenyum, tegar, dan kuat lah ditengah badai menghantam 😊

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMA 3 SEMARANG ? KELAS OLIMPIADE ?

SKS atau Blok ? Apa Perbedaannya ??

FK UII ? Why ?