A Little Bit Cheesy But Pricey - A Big Honor for Gluntunglor Villagers
INXAFAR FK UII 2018 |
Tanggal 16-17 Februari 2019 lalu cukup memberi pembelajaran yang baik untukku. Di tanggal itu aku bersama teman-teman seangkatan berangkat ke Desa Gluntunglor, Pandak, Bantul untuk mengadakan bakti sosial. Jujur aku tidak kaget ataupun merasa excited dengan keadaan sosial masyarakat yang ada. Bahkan aku merasa aku sedari kecil tumbuh di daerah yang seperti itu. Walaupun tidak kaget, tapi aku menjadi teringat betapa pentingnya pendidikan dan budaya masyarakat itu sendiri. Yah memang mungkin salah jika aku menyama-ratakan semua orang di desa, tapi memang inilah yang biasa aku lihat di desa.
Mereka semua sekolah, oke baik, tapi sebagai seorang intelektual yang alhamdulillah selalu berada di lingkungan sangat akademis, sungguh miris aku melihat pendidikan remaja dan anak-anak desa itu. Entah mengapa aku rasa mereka hanya butuh pendidikan sebagai formalitas saja, sekolah untuk mendapatkan ijazah agar dapat bekerja. Value dari pendidikan sendiri itu mungkin tidak mereka dapatkan. Bekerja pun mereka kebanyakan hanya sebagai buruh, ya kurasa mereka juga tidak keberatan berada di posisi itu, karena yang mereka pikir hanyalah mendapatkan uang. Sudah cukup.
Siswa-siswi SD Gumulan, Pandak, Bantul |
Entah hak mereka ditindas ataupun mereka dibohongi oleh pihak pabrik, mereka tak menghiraukannya, yang penting selama ini ia sudah mendapatkan gajinya, tak terpikir masalah pensiun dan jaminan atas kesehatan mereka di tempat kerja. Alasan mereka terkadang tidak ingin melanjutkan kuliah juga menyahat hati. Menurutku, banyak dari pemuda desa ini sebenarnya memiliki kemampuan secara finansial untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, namun dari mereka menolaknya karena tidak kuat menampung pembelajaran kembali. Sungguh menyedihkan mendengar alasan seperti itu. Tidak tau apakah harus menyalahkan pemerintah mengenai kurikulum yang mereka buat ataukah memang seharusnya para pemuda ini menyadari bahwa mereka harus belajar lebih banyak.
Seperti yin dan yang, ada positif ada pula negatifnya. Jika tadi sudah berbicara mengenai negatifnya, maka gotong rotong merekalah yang menjadi sisi positif. Sungguh kebetulan sekali, aku diberi kesempatan untuk menginap di rumah warga yang kebetulan sedang mengadakan haul atau peringatan kematian sesepuh yang ke-1000. Sebetulnya aku pun masih melakukan tradisi yang sama, memperingati kematian seseorang baik itu yang ke 40 hari ataupun 1000. Namun yang berbeda adalah masyarakat Pandak ini masih melakukan tradisi “rewang” dibanding memilih untuk pesan catering.
Rewang Warga Desa Gluntunglor RT 2 |
Beberapa tetangga secara sukarela akan berkumpul di rumah pemilik hajat untuk memasak makanan yang jumlahnya bisa mencapai 100 porsi. Beberapa bahan makanan juga mereka “urun” kepada bapak ibu angkat ku ini di Pandak. Memasak dengan porsi besar semacam itu mereka lakukan bersama-sama selama 24 jam lebih. Memang tidak dilakukan non-stop, terkadang dapur tidak berasap setelah 12 jam memasak, lalu dilanjutkan kembali keesokan hari yang dimulai pukul dua pagi.
Menyenangkan sekali melihat pemandangan seperti itu, tak hanya kegiatan memasak, kegiatan saling berbagi, keikhlasan, kerja keras, dan menjalin empati antar sesama sungguhlah luar biasa. Orang kota tidak akan merasakan atmosfer yang seperti ini, aku yakin sekali. Dengan jam kerja tinggi dan ego yang tak mereka lepas, kegiatan seperti itu hanyalah kegiatan yang tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu saja. Semua dihitung berdasar untung rugi yang nantinya akan memberi kebahagiaan materi namun bukan batin.
Perlulah diingat, orang desa juga memiliki harga diri. Mereka juga manusia biasa. Tidak usah memandang mereka rendah. Mereka sebenarnya punya materi, namun mereka memilih hidup dalam kesederhanaan. Dalam kesederhanaan, masyarakat desa tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak hanya berupa materi, namun juga kebutuhan rohani dan batin yang terjaga keseimbangannya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus^Jen. Kok komentarnya dihapus?
BalasHapusGambarnya bagus. Saya suka
BalasHapus